Senin, 01 Oktober 2012
sebuah cerita dari Frater Aris yang bertempat tinggal di Jepang mengenai "What is love"
Would you like to go somewhere?
Itu adalah pertanyaan seorang Romo yang tinggal serumah dengan saya kepada Romo satunya lagi.
Romo yang terakhir saya sebut ini baru saja merayakan ulang tahunnya Seminggu yang lalu.
Usia beliau 85 tahun.
Di usia seperti itu, beliau tidak lagi bisa menyetir sendiri mobilnya karena gangguan penglihatan. Sebelum gangguan penglihatan itu beliau terbiasa menyetir mobilnya sendiri jika ingin bepergian.
Karenanya, Would you like to go somewhere? adalah tawaran yang wajar. Beliau memang tidak bisa lagi menyetir mobil, tidak berarti beliau tidak ingin lagi ke mana-mana, kan?
Karenanya lagi, wajar saja jika romo lain yang masih bisa menyetir mobil menawarkan bantuan.
Tetapi hari berikutnya, juga sehabis makan malam, saya mendengar tawaran yang sama lagi. Juga dari romo yang sama.
Dan hari berikutnya lagi.
Ok, saya mulai menaruh perhatian.
Hari berikutnya lagi. Tawaran yang sama.
Sehabis santap malam berikutnya lagi.
Ternyata… setiap malam!!! Sampai sekarang!!!
Tiba-tiba, saya sadar saya sedang menyaksikan cinta di depan mata.
Biasa saja jika orang bermurah hati sekali-dua kali. Atau menawarkan dan atau melakukan sesuatu untuk mengesankan orang lain.
Seperti pacar yang baiknya setengah mati di tiga bulan pertama masa pacaran.
Wajar saja.
Tetapi cinta yang sesungguhnya baru akan kelihatan setelah masa menggebu-gebu itu berakhir.
Karena cinta yang sesungguhnya itu soal konsistensi.
Seperti, Would you like to go somewhere? yang ditanyakan setiap malam.
Konsisten.
Cinta.
P.S: Adakalanya romo 85 tahun ini menerima tawaran itu. Adakalanya ia hanya ingin tinggal di rumah, beristirahat. Tetapi tidak peduli tawarannya diterima atau ditolak, pertanyaan yang sama terus diajukan. Tidakkah itu cinta?I
Minggu, 30 September 2012
Selamat datang di blog super ga jelas "Sokwise"
Sokwise bermula dari kenyataan bahwa ngomong doang adalah gampang dan kenyataannya ga tau deh ga kliataannn. Herannya orang seneng banget ngebaca, ngerenungin (doang). Terbukti di twitter dapat dilihat banyaknya account bermunculan yang isinya kata-kata yang dianggap "bijak" dan followernya membludak.
Jadi di sini adalah kemungkinan-kemungkinan setelah org follow account- account tersebut:
Menurut pendapat saya, (biar bahasanya agak sedikit formal), ga ada deh yang namanya orang wise. Orang semua juga bakalan wise kalo ngomongin orang. Coba kalo pas orang itu ditimpa masalah, kata-kata wise nya jadi asap deeeehhhh.
Di sini saya bukan bermaksud sinis dengan kata-kata wise yang ada dan bukan bermaksud mencemooh. Saya hanya menulis sebagai hiburan untuk saya dan anda yang membacanya. Semoga menghibur!
Jadi di sini adalah kemungkinan-kemungkinan setelah org follow account- account tersebut:
- Baca sambil angguk2 kepala (membenarkan isi tulisan tersebut)
- Karena kagum dengan kata-kata tersebut akhirnya di retweet
- Tujuan meretweet itu sendiri adalah supaya dianggap wise juga karena menemukan kata-kata tersebut
- Atau bisa juga karena sebenarnya ingin menyindir teman pemilik akun tersebut melalui kata-kata bijak tersebut.
- at the end tetep ga ada yang dilakukan oleh orang tersebut mengenai kata-kata tersebut alias "mbojai" kalo bahasa cinanya yang artinya percuma atao kalo bahasa jawanya "sami mawon mbok deee..."
Menurut pendapat saya, (biar bahasanya agak sedikit formal), ga ada deh yang namanya orang wise. Orang semua juga bakalan wise kalo ngomongin orang. Coba kalo pas orang itu ditimpa masalah, kata-kata wise nya jadi asap deeeehhhh.
Di sini saya bukan bermaksud sinis dengan kata-kata wise yang ada dan bukan bermaksud mencemooh. Saya hanya menulis sebagai hiburan untuk saya dan anda yang membacanya. Semoga menghibur!
Langganan:
Postingan (Atom)